Sabtu, 22 Mei 2010
Makna Tawakkal Dalam Alquran
Memperdalam ilmu Alquran itu jauh lebih mulia disisi Allah daripada tanpa merenungkan makna alquran, tanpa ingin mengambil pelajaran dibalik Alquran, orang yang tidak pernah merenungkan Alquran menurut Allah mereka adalah hatinya tertutup. Maksud mengkaji tidak hanya memahami saja tapi tidak pernah memperaktekan maka kelak di akhirat alquran itu menjadi saksi yang jelek dan melaknatnya.
Makna tawakal dalam Alquran ialah orang yang mengenal arti tawakal ia tidak akan pernah menyesal dengan keputusan Allah karena itu adalah yang terbaik kadang kita buruk sangka terhadap Allah dan mengira apa yang kita inginkan itu adalah yang terbaik untuk kita sedangkan itu adalah yang tidak benar? Banyak ayat Alquran yang memerintahkan manusia bertawakal dan harus bersandar hanya kepada Allah, orang tawakal kepada Allah ia hanya pasrahkan diri kepada Allah dalam segala hal dan menampakan hina dihadapan Allah kalau dia tidak punya kekuatan apa-apa dan ketidakmampuan apa-apa dihadapan Allah dari segala sesuatu yang ingin ia peroleh.
Orang yang dekat dengan Allah mereka mengartikan; percaya hanya kepada Allah percaya penyelesaian hanya kepada Allah dan berputus asa terhadap apa yang dimiliki manusia mereka hanya bersandar pada Sang kholiq, puncak arti tawakal ialah ketika manusia mampu meyakini bahwa yang mampu memberikan manfaat hanya Allah, artinya selain Allah tidak mampu memberikan manfaat dan tidak mampu mencegah sesuatu.
Tidak pernah mengharap dan takut kecuali hanya kepada Allah dan inilah tawakal yang sebenarnya ini menurut hadist jibril, Al Wakil (salah satu dari Asmaul khusna) Yang mencukupi semua kebutuhan makhluknya dan sebab itu Allah melarang orang memasrahkan diri selain kepada-Nya dan ini yang membuat kita mendapat bermacam-macam dari Allah salah satunya adalah kita akan menjadi;
1. Menjadi Habiballah = kekasih Allah, apa pernah kekasih menginggalnya kekasihnya seperti itulah Allah kepada kekasih tidak akan pernah meninggalkan kaum mukmin yang selalu bertawakal kepada-Nya.
2. Allah akan selesaikan semua urusannya, bukankan kita ingin mencapai titik kesempurnaan Allah telah berjanji akan menyelesaikan semua urusannya, dan tidak ada yang bisa mencegah ketentuan Allah, akan sampai pada apa yang kita harapkan tapi yang berpaling dari Allah maka mustahil akan selesai apa yang kita harapkan. Allah berfirman pada rosul untuk jihat sendiri cukup hanya Allah yang beliau SAW butuhkan dan akan menyelesaikan segala urusannya,
"Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata. 'Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah', (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)". (At-Taubah : 59).
dan ayat lain menyebutkan;
'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (Ali Imran : 17)
Allah melarang kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri usaha kita sendiri Allah memiliki para malaikat yang disuruh-Nya untuk mengatur urusan dimuka bumi ini segala wujud ini taat kepada Allah dan semua ketentuan ini bisa berubah kalau Allah yang sudah menentukan, seorang mukmin yang sebenarnya adalah ketika ia memasrahkan segala urusannya kepada Allah maka Allah akan memberikan kemerdekaan mutlak, kadang kita mengandalkan orang kaya kita anggap orang kaya itu mampu menyelesaikan urusan kita padahal ada masanya besok atau minggu depan bisa juga orang kaya itu menjadi orang yang paling miskin, pejabat juga bisa jadi mantan pejabat, kuat bisa sekali jadi lemah. Allah mengajarkan kita untuk jadi merdeka hanya dengan Allah dzat yang tak akan pernah mati, agar kita lepas sari belenggu-belenggu semua itu sekaligus Allah dzat yang rokhim yang mengasihi kepada hamba-Nya.
Inilah arti tawakal, tapi secara bersamaan harus disertai usaha bukan hanya menunggu dan meyakini kalau Allah mampu menyelesaikan segala urusannya, tawakal itu artinya juga berusaha semaksimal mungkin karena itu juga perintah Allah, Allah selalu ingin hamba-Nya mendapat keberhasilan melalui usahanya riwayat dalam AlQuran menceritakan ketika maryam detik-detik yang akan melahirkan isa as Allah menyusuh maryam ketika dalam keadaan lemah capek karena menyendiri sebab diasingkan oleh orang lain kemudiam Allah menyuruh maryam menggoyangkan pohon kurma agar yang kurma-kurma itu jatuh, apa Allah tidak mampu menjatuhkan kurma itu? Sungguh sangatlah mampu tapi semua itu artinya maryam disuruh untuk berusaha dahulu dan penyelesaiannya itu urusan Allah.
Allah menginginkan kita berusaha semaksimal mungkin tapi jangan mengandalkan apa yang telah kita lakukan tadi tanpa bertawakal kepada Allah, rosul mencontohkan tawakal kepada para shohabatnya adalah burung yang mana burung itu pergi keluar sarangnya pagi–pagi sekali dan pulang petang hari dengan keadaan kenyang bukan burung itu hanya berdiam disarang nunggu makanan datang sendiri.
Siapa yang ingin menjadi orang yang paling kuat ialah orang yang tawakal kepada Allah karena keyakinannya bahwa tiada sesuatu ketentuan kecuali hanya dari Allah. Imam ali ra. menjelaskan arti tawakal yang sebenarnya apabila kalau kami(kaum mukmin) memperoleh sesuatu maka dibagikan kepada yang lain dan kalau kita tidak mendapatkan yang diinginkan maka harus bersyukur mungkin yang kita inginkan itu adalah yang akan membuat kita melakukan perbuatan yang tidak terpuji melakukan dosa dll.
Orang yang bertawakal kepada Allah tingkatannya pun berbeda - beda ada tahapannya:
* Pertama = Allah itu dianggap seperti wakilnya artinya Orang yang bertawakal melakukan usaha sekali saja kemudian sudah, ia selesai dan selanjutnya ia menyerahkan sepenuhnya hanya kepada Allah ini tidak salah karena ia udah berusaha tapi belum maksimal, pengetahuan kita mengenai tawakal kepada Allah juga mempengaruhi naik turunnya derajad kita terhadap tawakal dihadapan Allah.
* Kedua = Tawakal yang seperti Bayi kepada Ibunya bayi itu mengandalkan ibunya karena satu – satunya yang dianggap menyelesaikan hanya ibunya, apabila ia jauh dari ibunya akan selalu memanggil nama ibunya ini maksudnya orang itu tidak melihat subab musabab yang dilihat adalah Allah.
* Ketiga = (Tingkatan para ambiya') bagaikan seorang mayit kepada orang yang memandikan karena tidak pernah memiliki dirinya kerena yang bisa menggerakkan hanya orang yang memandikannya. Mau digerakkan kekiri atau kekanan terserah yang memandikan sedangkan mayit itu hanya menerima saja dan ini sangatlah sulit dilakukan yang bisa melukan ini adalah para anbiya' Allah misalnya nabi ibrohim As ketiak beliau as dibakar api. Ia ditawari oleh malaikat yang mengurusi soal hujan untuk menyiram apinya tapi tidak mau, kemudian ditawari bantuan oleh malaikat yang menjaga angin agar api-api itu diterbangkan agar membakar istana orang-orang yang telah membakarnya itu tapi ditolaknya juga kemudian jibril menyeru agak ibrohim As berdoa kepada Allah tapi tidak dilakukan juga karena beliau as yakin Allahlah yang menentukan semuanya bahkan api-api itu terasa dingin kemudian nabi Ibrohin dengan itu mendapat pujian dari Allah dan mendapat kedudukan yang tinggi dan masih banyak lagi riwayat yang lainnya
Komentar imam ali mengenai tawakkal:
Beliau Imam Ali ra. Telah membaca kitab-kitab Allah dan mengambil inti sari dari kitab Allah yang telah diturunkan kepada para nabinya:
[] Taurat = intinya adalah diam maka selamat
[] Injil = intisarinya yang menerima segala ketentuan Allah akan puas dalam segala hal
[] Zabur = intisarinya Mencampakan sahwat maka akan selamat dari semua bencana
[] AlQur'an = intisarinya adalah siapa yang bertwakal kepada Allah, Allah akan menyelesaikan segala urusannya.
artikel ini diambil dari: www.websitestory.co.cc
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar